Someday, I'll Fly To Manhattan

2 comments
Someday, I'll Fly To Manhattan

Ketika lagi riset tentang Manhattan untuk bahan cerpen berjudul Lantai Tiga (ada di buku Going 23 yang rencananya mau gue jadiin kado ultah gue tahun ini), ketemu video ini: The Manhattan Project by Cameron Michael.

First, watch this video.
 

Entah sejak kapan pastinya, gue selalu kebayang tinggal di Manhattan. Mungkin sejak pertama kali dikenalin sama lagu New York, New York - Frank Sinatra oleh papa sewaktu SD. The city that never sleeps. Lihat bangunan-bangunan tingginya, penduduknya yang chic and sphisticated, kota yang tertata rapi, taman-taman kota, taxinya yang legendaris, dan semuanya. Sex and The City dan Gossip Girl semakin membuat gue kepengin--at least--nginjakin kaki di sana. Mimpi sih ya tapi yang namanya mimpi yaudah, nggak usah tahu diri aja sekalian, hehehhe.

Gue pengen tidur-tiduran di bawah matahari sore Central Park, bengong di depan Conde Nast Building, iseng menghitung jumlah prisma biru Hearst Tower, bermain salju di Upper East Side, belanja di butik-butik keren yang menjamur di sana, huwaaa banyak banget.

Dan, video klip ini juga menambah keinginan untuk terbang ke US: Empire State of Mind - Jay Z ft Alicia Keys

Yeah, yeah, I'ma up at Brooklyn, now I'm down in Tribeca Right next to De Niro, but I'll be hood forever I'm the new Sinatra, and since I made it here I can make it anywhere, yeah, they love me everywhere
I used to cop in Harlem, all of my Dominicanos Right there up on Broadway, brought me back to that McDonald's Took it to my stash spot, 560 State Street Catch me in the Kitchen like a Simmons whipping pastry
Cruising down 8th Street, off-white Lexus Driving so slow, but BK is from Texas Me, I'm up at Bed-Stuy, home of that boy Biggie Now I live on Billboard, and I brought my boys with me
Say what up to Ty Ty, still sipping mai tai Sitting courtside, Knicks and Nets give me high fives Nigga, I be spiked out, I can trip a referee Tell by my attitude that I am most definitely from
In New York, concrete jungle where dreams are made, oh There's nothing you can't do, now you're in New York These streets will make you feel brand new Big lights will inspire you, let's hear it for New York New York, New York (I made you hot, nigga)
Catch me at the X with OG at a Yankee game Shit, I made the Yankee hat more famous than a Yankee can You should know I bleed blue, but I ain't a Crip though But I got a gang of niggas walking with my clique, though
Welcome to the melting pot, corners where we selling rock Afrika Bambaataa shit, home of the hip hop Yellow Cab, Gypsy Cab, Dollar Cab, holla back For foreigners that ain't fifty, they act like they forgot how to act
Eight million stories out there, and they're naked Cities is a pity, half of y'all won't make it Me, I gotta plug, Special Ed "I Got It Made" If Jesus payin' LeBron, I'm paying Dwyane Wade
Three dice, Cee-lo, three-card Monte Labor Day Parade, rest in peace, Bob Marley Statue of Liberty, long live the World Trade Long live the king, yo, I'm from the Empire State that's
In New York, concrete jungle where dreams are made, oh There's nothing you can't do, now you're in New York These streets will make you feel brand new Big lights will inspire you, let's hear it for New York New York, New York
Lights is blinding, girls need blinders So they can step out of bounds quick The sidelines is blind with casualties Who sipping life casually, then gradually become worse
Don't bite the apple, Eve, caught up in the in crowd Now you're in style, end of the winter gets cold En vogue with your skin out, the city of sin is a pity on a whim Good girls gone bad, the cities filled with them
Mommy took a bus trip, now she got her bust out Everybody ride her just like a bus route Hail Mary to the city, you're a virgin And Jesus can't save you, life starts when the church ends
Came here for school, graduated to the high life Ball players, rap stars addicted to the limelight MDMA got you feeling like a champion The city never sleeps, better slip you an Ambien
In New York, concrete jungle where dreams are made of There's nothing you can't do, now you're in New York These streets will make you feel brand new Big lights will inspire you, let's hear it for New York New York, New York
One hand in the air for the big city Street lights, big dreams all looking pretty No place in the world that can compare Put your lighters in the air, everybody say yeah, yeah, yeah, yeah (Come on, come on)
In New York, concrete jungle where dreams are made, oh There's nothing you can't do, now you're in New York These streets will make you feel brand new Big lights will inspire you, let's hear it for New York New York, New York
Mungkin satu-satunya hal yang nggak gue suka dari New York adalah mereka bagian dari Yankee #eaaa *efek baca Gone With The Wind yang ditulis dari sudut pandang orang selatan yang begitu membenci utara dan Yankee*

Dulu, kalimat sakti gue: someday i'll fly to London and see Emirates Stadium. Setelah melihat video ini dan semakin mupeng, kalimat saktinya nambah jadi: someday i'll fly to Manhattan. And just like Sinatra said: I want to wake up in that city that never sleeps

Aminnnn....
SHARE:
2 Comments

Going 23

6 comments
I'm going 23...

Gue selalu ngasih kado buat diri sendiri setiap kali berulang tahun. Untuk tahun ini, i want something special. Dan something special itu berupa buku berisi kumpulan tulisan gue sendiri. Mungkin nggak bisa diterbitin via major, tapi bisa kan secara independen. Dan cuma satu eksemplar aja, alias untuk diri gue doang *yah, namanya juga kado*
Biar lebih spesial, gue pun mengajak teman-teman untuk berpartisipasi menyumbang judul. Jadi, konsepnya akan ada 23 cerita. Kenapa 23? Karena tahun ini, gue menginjak usia 23 tahun. Judul-judul ini nantinya mengandung unsur angka 1-23 dan nggak boleh berulang. Jadilah gue nodong teman-teman buat minta judul.

Here the list:
1. Satu Doa (Abdul Aziz)
2. Two Million Light Year (Yuska Vonita)
3. Lantai Tiga (Aditya Yudis)
4. Jam Empat Pagi (Agus Dwi R)
5. Five Colours in Rainbow Cake (Novia Aninda)
6. Six Become One (Dhistira Dian)
7. Seven Soul (Ratna Rara)
8. Jalur Delapan Ke Tanah Abang (Wangi MS)
9. Project Nine (Nurul Rula)
10. Sepuluh Kata Penyesalan (Ira Ratna Juwita)
11. Sebelas Ksatria Merah Jambu (Momo DM)
12. Pemain Ke Dua Belas (Danis Syamra)
13. Halaman Tiga Belas (Rina Shu)
14. Empat Belas Purnama (Hilda Bika)
15. Lima Belas Rekayasa (Maya Safira
16. Sixteen and Free (Lescha Mayseeta)
17. 17+ (Said Umar)
18. Sahabat 18 (Chika Marsiska)
19. Di Anak Tangga ke-19 (Fajar Ahmad)
20. Gloomy 20 (Rini Puspitasari)
21. Dua Puluh Satu (Hafuzhah)
22. Jalan Pahlawan 22 (Niki Andro)
23. Hari ini, 23 Tahun Lalu (Fitria Rahmadianti)

Hufft!!! *inhale... exhale...* Judulnya susah susah ya bo, hahhaha

Beberapa ada yang request genre atau ceritanya nanti seperti apa, but, gue juga mau nantangin diri sendiri dengan bikin cerita di luar my comfort zone. Kan selama ini gue selalu bikin cerita cinta-cintaan, urban women, and something like thatlah. Kali ini, pengen coba beda. Harus ada family drama, teenlit, sci fi, fantasi, horor, thriller, dll. Nggak takut sih keluar dari comfort zone, wong yang bakal baca cuma gue doang ini, hehhehe.

Dan kayaknya, yang cocok untuk judul bukunya gue ambil dari judul pemberian Ema, Hari Ini 23 Tahun Lalu. Momennya pas karena ini buat ulang tahun gue yang ke23.

So, semangat....

Love,
iif
SHARE:
6 Comments

Editor Tanpa In Chief

3 comments
Prolog: Ketawa baca judulnya. Segitu obsessed-nya ya gue mau jadi editor in chief? Hahaha.

Like I said before, The Coffee Shop Chronicles is never ending story. Berawal dari tulisan iseng, dibukukan secara independen via Nulisbuku, lalu tiba-tiba diterbitkan secara major oleh ByPass, dibikinin launching, book signing, review di majalah-majalah besar (such as Femina, Chic, GoGirl, Sister, harian Bernas Jogja dan Tribun Jogja, dll). Dan yang paling penting, bikin gue mengenal banyak banyak banyak orang-orang yang terkait dengan dunia penulisan.

Salah satunya mas @Suripprayugo dari penerbit ByPass.

Gue lupa tepatnya kapan, yang pasti sih nggak begitu jauh beda setelah TCSC terbit. Mas Surip awalnya mention gue dan minta gue ngedit naskah. What? First of all, gue mikir "gila, ini nggak salah nih? Masa iya gue ngedit? Wong nulis aja masih belum becus." Nggak langsung diiyain sih. Awalnya pengen nyadarin mas Surip dulu, ya kali aja dia lagi siwer atau ngantuk hehehe *lebih baik mencegah sebelum terlambat kan?*

Then, ternyata beneran aja loh. Serius. Setelah ngobrol panjang lebar, nggak ada tuh mas Surip yang siwer atau ngantuk. Ternyata doi serius. Setelah berkonsultasi dengan Adit, finally I said yess. Tantangan sih, sekaligus nambah-nambah pengalaman. Untung pak Eko (penulisnya) kooperatif dan mas Surip juga ngebimbing sehingga eng ing eng....

Bukunya udah terbit.

This is it. Judulnya: Haji Ngeteng


And me as an editor *eciyeeee*

See? Hal yang awalnya kecil ternyata bisa merembet kemana-mana and it will be bigger and bigger and bigger.

Love,
iif
SHARE:
3 Comments

Review on Magazine

4 comments
Kali ini berbeda. Sebagai pekerja media, harusnya gue yang menulis untuk majalah, tapi kali ini malah ditulis, hehhe. Mungkin kedengerannya norak atau bakal ada yang komentar, yaelah gitu doang sampe segitunya, but for me, it's more than 'gitu doang'. It's a big step, you know?
So, what am I talking about?

Jadi, kira-kira pertengahan Mei, ada message yang masuk ke Facebook. Secara gue cek facebook lebih males dari Prissy *efek baca Gone With the Wind* jadilah message itu baru kebaca tiga hari setelahnya. Ternyata isinya bener-bener bikin kaget.
Message itu dari someone yang mengaku kerja di CHIC Magazine dan berniat membuat review blog gue di majalahnya. Seriuosly? Gue sampai bengong. Setidaknya ada tiga pertanyaan besar haunted me when i read that message:
1. Emang di Indonesia udah kekurangan blog kece ya sampai-sampai itu wartawan (namanya Icha) nyasar ke blog ini?
2. Mbak Emma (Emma Aliuddin, EIC CHIC) pasti lagi siwer atau ngantuk atau laper atau apalah itu yang menyebabkan menurunnya konsentrasi waktu si Icha ini ngajuin blog gue di rapat redaksi.
3. Kalau mbak Emma ternyata 100% sadar, berarti Icha yang lagi nggak konsen karena merasa ada something di dalam blog gue.
Setelah 3 pertanyaan itu diajukan dan semuanya ditolak sama Icha, berarti gue bisa menyimpulkan bahwa blog gue emang kece *ditimpuk berjamaah* or at least ada something di dalamnya. Something yang gue sendiri nggak bisa lihat tapi Icha bisa. Dan waktu Icha nanyain kesediaan gue buat direview, tanpa pikir dua kali gue langsung bilang IYA.
Kapan lagi coba dapat promosi gratis, ya kan?
Dan setelah berkali-kali ngobrol via email, akhirnya Icha ngasih tahu kalau review blog gue udah keluar. Ada di edisi 116 (30 Mei-13 Juni 2012). Nih buktinya :D
Isi reviewnya kurang lebih begini:
Rajin Posting Flash Fiction
Berawal dari tantangan, akhirnya blogger in jadi "ketagihan" untuk membuat flash fiction. Teks: Precillia Meirissa
Flash Fiction (FF) adalah sebuah cerita, hampir mirip cerpen namun lebih singkat. Biasanya FF terdiri dari 500-1000 kata dan ditutup dengan ending yang mencengangkan. "Awalnya aku membuat FF ini karena ada proyek menulis di twitter, yaitu 15 Hari Ngeblog FF dengan judul berbeda setiap hari," cerita perempuan yang akrab dipanggil iif ini. Nah, dari tantangan kedua temannya yang membuat proyek tersebut, Wangi dan Momo, Iif jadi "ketagihan" untuk membuat FF. Perempuan yang aktif blogging sejak April 2010 ini mengaku keasyikan membuat FF karena ceritanya cukup singkat dan tidak memakan banyak waktu untuk membuatnya.
Dalam dua bulan belakangan ini, ia sering membuat cerpen dan FF dari tweetnya di akun @CPurnadiredja yang merupakan salah satu karakter perempuan ciptaannya di antologi cerpen dalam sebuah buku berjudul The Coffee Shop Chronicles yang terbit pada bulan ini, "Untuk cerpen dari tweet ini saya saling berbalas dengan teman saya. Beruntung, saya memang suka nulis dan saya pikir daripada cerpen-cerpen itu hilang begitu aja, lebih baik saya publish di blog. Sekaligus meminta komentar pembaca dan membuat tulisan saya jadi lebih baik lagi," katanya.
Serunya, dengan akun rekaan twitter tersebut, ditambah dengan dua akun rekaan @mikeararya dan @narendrabaya yang dibuat oleh temannya yang bernama Adit, blogger, makin gencar membuat FF. Cerita yang ia buat pun beragam, mulai dari yang simpel hingga rumit, berkisar seputar interaksi dari tiga akun rekaan ini.
Ingin membaca beberapa FF atau cerpen hasil karyanya? Tinggal klik label flash fiction atau story. Terdapat kurang lebih 100 judul yang ia posting. Seperti dalam postingan yang berjudul Pertaruhan, I Do, Kereta, Go and Fight, Payung Ungu Amela, dan Kamu Pukul Enam Pagiku. Jika penasaran, beli juga bukunya. Selamat berkunjung.

Second, masih seputar review tapi kali ini bukan atas nama pribadi melainkan bareng-bareng, yaitu review buku The Coffee Shop Chronicles. Berawal dari foto yang diberikan oleh temen gue @chikamarsiska di grup Whattsapp CERRIIL berisi review buku TCSC di majalah CHIC lalu @seeta_lescha juga ngasih foto berisi review TCSC di Femina. What? Kaget gila. Terlebih TCSC jadi Editor's Choice di CHIC dan Pilihan Editor di Femina. Yeaiiii.
Berikut reviewnya:
CHIC Magazine edisi 118 (27 Juni-11Juli)
The Coffee Shop Chronicles
Coffee Shop sudah menjadi tempat nongkrong yang tak ada matinya terutama di kota besar. Di tempat ini, apa pun bisa terjadi. Dari pengunjung yang sekedar mau menyeruput kopi, dijadikan tempat bekerja, tempat ngobrol dengan teman, tempat kencan, bahkan mencari pacar. Bermula dari sebuah tulisan fiktif tentang sebuah coffee shop di Malioboro, Yogyakarta, yang ditanggapi dengan tulisan lain, mengalirlah berbagai kisah yang terjadi di coffee shop itu. Sampai terkumpul 33 cerita dari 22 pengarang, dengan satu benang merah, lokasi yang sama. Kisahnya pendek, rata-rata tiga halaman, tapi sangat fokus dan menggigit. Mudah dicerna sehingga bisa menjadi teman perjalanan dari dan ke kantor. (Erika)

Majalah Femina edisi 23-29 Juni 2012
The Coffee Shop Chronicles
Berisi 33 buah cerita cinta pengunjung sebuah coffee shop di Yogyakarta. Ada cerita tentang si Arsitek dan kekasihnya, pasangan backpacker yang berbagi pancake, bahkan pengantin wanita yang melarikan diri di hari pernikahannya. Menariknya, cerita satu ke cerita lain membentuk jalinan cerita utuh yang terkesan alamiah. Buku ini buah ide yang brilian karena ditulis oleh 22 orang. Dengan gaya penulisan deskriptif yang indah, buku ini mampu menyeret emosi Anda masuk dan terlibat di dalamnya.

Meski kontribusi gue cuma seiprit (menyumbang dua tulisan di buku ini) tetap aja bangganya nggak ketulungan. Nggak pernah nyangka kalau sebuah proyek iseng akan menjadi seperti ini. Kalau boleh dikasih judul, maka The Coffee Shop Chronicles ini akan berjudul Never Ending Story. Gue yakin, setelah ini akan banyak cerita-cerita membanggakan lainnya yang muncul dari TCSC maupun teman-teman TCSC.

Termasuk, gue. Next: yang direview adalah buku pribadi *amin* :p

Love,
iif

PS: Tambahan. Selang beberapa hari setelah bikin review ini, TCSC juga direview oleh GoGirl Magazine edisi Juli dan juga ada di Tribun Jogja dan Bernas Jogja. Uwoooo.
Tambahan lagi: Sister Juli juga memuat review TCSC. yeaiii
SHARE:
4 Comments
Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home
BLOG TEMPLATE CREATED BY pipdig